Kamis, 03 November 2016

Cerita Dewasa Instagram Membawa Nikmat

Butuh Sex Kategori : Cerita Dewasa Sex Model 2016 “Cerita Dewasa Instagram Membawa Nikmat”, Cerita Sex Suster 2016, Cerita Dewasa ABG Terbaru, Cerita Sex Bispak Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

Butuhsex.com kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Pria bernama Galang. Mujur sekali cowok yang bernama Galang ini, berawal dari perkenalan dari Instagram, dia bisa menyetubuhi model itu dengan mudahnya. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Cerita Dewasa Sex Model 2016 | Cerita Dewasa Instagram Membawa Nikmat | Cerita Sex Suster 2016, Cerita Dewasa ABG Terbaru, Cerita Sex Bispak Terbaru, Cerita Sex Skandal 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,
Cerita Dewasa Instagram Membawa Nikmat

Sebelum saya menceritakan Cerita sex mesum dari pengalaman pribadiku, aku akan sedikit memberi gambaran tentang profilku. Sebut saja namaku Namaku Galang, berwajah tampan, berkulit putih, tinggi badan 170 dan berat badan 63 kg. Pada hari itu aku iseng melihat-lihat account intagram cewek-cewek. Ketika itu aku search dengan nama Andhin muncul beberapa account dengan nama itu.

Namun saat itu ada satu account yang membuat aku sangat tertarik, dengan nama Andhin Kartika, karena saat itu profil pic nya terlihat Hot sekali, maka akupun membuka accountnya yang pada saat itu ternyata dia mempunyai jumlah follower yang bisa dibilang luNdinan banyak yaitu 25 K. Saat itu mulailah melihat-lihat koleksi fotonya di account instagram Andhin.

Jika aku lihat dari mimik muka dan koleksi fotonya sih, dia jenis cewek yang doyan banget sama sex,hhe. Profil seorang Andhin kira-kira seperti ini, dia mempunyai kulit putih bersih, tinggi 164 cm, dan bertubuh sintal. Dari Intagram itu aku sempat melihat foto Andhin yang sedang memamerkan buah dada, kalau menurutk sih ukuran payudara Andhin Medium, tidak besar dan tidak kecil.

Buah dada milik Andhin kebetulan sesuai sekali dengan seleraku, apalagi bibirnya, nampak tipis dan nampaknya nikmat sekali jika bibirnya jika di emut. Sebagian besar foto Andhin adalah foto hot yang mengundang birahi kaum Pria. Singkat cerita karena aku penasaran, pada hari itu aku-pun iseng mengirim DM melalui kepada Andhin,

“ Hey Ndin? ”, Dmku.

Saat itu aku iseng namun sangat berharap mendapat balasan dari Andhin. 1 menit kemudian tidak aku sangka diap-pun membalas,

“ Hemmm… ini siapa yah ? ”, balasnya.

“ Aku Galang, salam kenal… ”, balasku lagi.

“ Salam kenal juga ” balasnya singkat.

Dari responya sih kayaknya nih cewek jutek, namun aku tidak menyerah begitu saja,

“ Boleh minta kontaknya ? ”, balasku makin mengejar.

“ Belum kenal kok minta contact person sih ”, balasnya nampak jutek.

“ Hemm… kalau kamu kasih contact person kamu kitakan bisa kenal, hhe ”, balasku.

Dalam percakapa itu, aku terus mengejar agar aku mendapat contact person-nya. Saat itu lama sekali dia tidak membalas DM ku. Setelah beberapa menit akhirnya Andhin-pun membalas,

“ Bener juga kata kamu, hhe… aku kasih ID LINE aku aja yah ”, balasnya mulai merespon.

“ Oke thanks Ndin, nice to meet you. Pas banget kebetulan aku juga pakai Line,hhe ”, jawabku.

“ Id Line ku Andhin K, Inget yah jangan disebarin Id aku ”, balasnya memperingatkanku.

“ Siap cantik, nice to meet you… ”, balasku singkat.

Setelah aku mendapatkan Id Line Andhin, akupun bergegas add dia, dan saat itu juga Andhin mengkonfirm aku . Melihat Photo profilnya di account Line-nya aku makin berambisi saja, karena saat itu dia memasang foto cukup fulgar. Saat itu di profil Picture-nya terpampang fotonya yang menonjolkan buah dada-nya yang besar dan putih itu dari balik kain putih transparan.

Wow… seketika itu kontolkupun tegang maksimal. Pada malam harinya akupun mulai membuka obrolan dengannya,

“ Malem Andhin, lagi sibuk nggak nih ? ”

Selang beberap menit Andhin-pun membalas,

“ Malam juga, kamu Danang-kan yang DM lewat Instagram tadi ya ? ”,

“ Iya bener banget,hhe… Makasih ya udah respon ke aku. Syukur-syukur dari chat ini kita bisa jadi temen deket, hhe… ”, ucapku.

“ Hhe, bisa aja kog asal kamu baik sama aku, akukan orangnya friendly ”, balasnya.

“ Syukur deh kalau gitu, thanks ya Ndin,hhe. Oh iya Weekend ini kamu ada acara nggak ? ”, ucpaku.

Tanpa banyak basa-basi akupun to the poin aja, saat itu aku tidak berfikir, entah itu direspon atau tidak, namanya juga usaha,

“ Eeeee, gimana yah besok tuh aku ada pemotretan dari pagi sampai sore di Jogja ”, ucapnya.

“ Kalau malem Free dong, kan pagi sampai sore pemotretanya ??? gimana ketemuanya malamnya ? sekalian kita dinner gitu, hhe.. ”, balasku berharap aku mendapat responya.

“ Kayaknya nggak bisa deh Nang, soalnya bernagkanya sama teman-teman biasanya setelah pemotretan kita nongkrong-nongkrong gitu, hhe… Maaf yah … ”, ucapnya.

“ Emmm… Gini aja deh Ndin, gimana kalau kamu aku anterin aja, aku juga pingin jalan-jalan ke jogja nih ”, ucapku.

“ emang kamu nggak kerja ya ”,

“ Tenang aja kalau kamu mau aku anterin, pekerjaan apapun pasti bakal aku korbankan, hhe… Gimana mau nggak ? ”, ucapku mulai memngeluarkan rayuanku.

“ Boleh juga tuh Nang, tapi ini benerkan ???

“ Iya dong, masak iya aku boong sih ”, balasku.

“ Okey kalau gitu, besok kita ketemuan di depan SMA 2 yah, dan kita ketemuan jam 09.00 ”, jawabnya mengiyakan tawaranku.

Mantap nih, lancar banget usahaku buwat deket sama Andhin, ucapku dalam hati,

“ Siap Tuan Putri saya akan datang on time tidak lebih tidak kurang ”, balasku semakin menggombal saja, hhaha.

Hari itu aku-pun girangbs ekali, rasanya aku seperti mendapatkan bidadari jatuh dari khayangan. Tidak kusagka Andhin dengan mudahnya aku dekati. Tibalah keesokan harinya, gini pagi-pun meyambut hariku dengan penuh rasa pengertian. Kini tibalah didepan SMA 2, dimana tempat itu adalah tempat janjiaku dengan Andhin. Saat itu, aku keluar dari mobil dan sempat mencari keberadaan Andhin dimana.

ternyata Andhin sudah berada di tempat dengan menggunakan kemeja kotak kotak yang, celana pendek jeans yang ketat terlihat pantatnya yang bener bener semok dan pahanya yang puth mulus terlipat dengan ketatnya celana yang dipakai ditambah sepatu hInstagramh hills menambah seksi Andhin,

“ Maaf Ndin, aku terlambat nih, sampai sini malah duluan kamu, dah lama disini ya ? ”, sambil pasang muka iba dan sedikit pasang muka penyesalan.

“ Enggak kok, aku juga baru aja nyampe, 5 menitan yang lalu ”, Dengan muka senyum pertanda baik nih.

“ yaudah yuk masuk, keburu siang, kita langsung ke tempat pemotretan kamu ”, Rasa tak sabar ingin duduk berdampingan dengan mahasiswa semok satu ini.

Dia masuk dalam mobil dan langsung duduk, melihat pahanya yang memal putih bersih dan mulus, ditambah mukanya yang berminyak, penisku tanpa sadar mulai meronta. Aduuuuh bisa gawat nih. Sepanjang perjalanan aku mengajak ngobrol Andhin untuk mencairkan suasana.Sambil mata terus melirik pahanya Andhin terus karena nafsu sudah meningkat.

Tak lama kemudian sekitar 1 jam perjalanan, Andhin tertidur. Sambil tangannya ke atas sandaran pada jog mobil dan pahanya dibuka. Serentak aku kaget melihat kemeja Andhin yang 2 kancing bagian atasnya di lepas karena cuaca panas, terlihat dada yang mulus terdapat belahan payudara yang bener bener putih bersih seperti dua gunung yang berdampingan.

Hanya bisa membayangkan bagaimana keindahan putting payudara seakan akan pengen mengkulum dan memainkan putingnya. Pahanya yang dibuka, terlihat Meki nya yang tembem dan berisi dibalik celana jeans pendek yang ketat, menambah libido dan rasa penasaranku apalagi birahiku juga sudah mulai meledak ledak.Hanya bisa bersabar dan menunggu kesempatan dan waktu yang tepat.

Sesampainya di jogja kemudian aku membangunkan Andhin,

“ Andhin dah sampai jogja nih ”, Sambil kupegang dan gerak gerakan pahanya yang mulus dan montok.

“ eehhhhmm, oh dah sampai ya, sory ya aku kecapekan tadi mlm ngerjain tugas ”, Sambil meliuk liukan badanya, terlihat buah dada-nya yang mengeplat di kemejanya.

“ iya nggak papa Andhin, namanya juga kecapean. Oh ya, emang dmana pemotretanya ? ”,

Setelah Andhin memberitahu lokasi pemotretannya, aku sempat kaget, ternyata tempat pemotretannya di kamar Hotel bintang 5 daerah jogja.Setahuku sebagai penikmat dunia Andhin, biasanya yang melakukan sesi foto dikamar hotel adalah foto model NUDE atau Telanjang. Fikiran kotor sudah mulai memenuhi pikiranku, setelah sampai di lokasi, Andhin turun dari mobil dan aku menunggu di area hotel.

Karena katanya sesi pemotretan biasanya lama sampai berjam jam.Yaaaaa hitung hitung buat perjuangan lah,

Selang 30 menit, Andhin mengirim pesan melalui LINE :

“ Kamu nunggu dimana ? ”,

“ ini aku nunggu di Indomart deket parkiran hotel Ndin, Bagaimana ? ”,

“ Aku gak enak nih ama kamu, kamu nunggu kelamaan, kamu sini aja, aku dapet free room hotel 1 kog, kamu bisa beristirahat disini aja, dapet makan juga kok ”, Serasa kaya dapet rejeki yang tak ternilai.

“ oh gitu Ndin, yaudah kamar nomer berapa ? ”,

“ kamar 301 ya, aku tunggu kamu langsung masuk aja ”,

aku langsung menuju ke kamar tersebut dan Andhin sudah menunggu di depan pintu kamar tersebut dan menyerahkan kunci kamar kepadaku. dalam hati berfikir seandainya Andhin juga ikut masuk ke dalam kamar pasti langsung terjadi peristiwa yang tak terduga hehehehhehhe, biasa lah pikiran sudah mulai pusing, kontolpun juga sudah tidak terkendali,

“ yaudah kamu istirahat aja, aku foto dulu ya ? ”, sambil senyum dia menInstagramgalkanku di kamar hotel tersebut.

“ Ok Ndin, aku tunggu pokoknya sampai selsei ya Ndin ? ”, sambil berfikir rencana apalagi yang akan kujalankan.

Sampai di dalam kamar aku langsung berbaring di kasur melepas celana panjangku dan hanya memakai celana kolor, karena kebiasaan kalau saat tidur tidak pernah memakai celana panjang, kurang nyaman dan si kontol gak bebas bergerak. Dan sakupun tertidur di dalam kamar, selang 2 jam kemudian, Andhin datang dan membangunkanku.

Dengan rasa kaget, aku terbangun dan terkejut, karena Andhin datang dan membangunkanku dengan busana yang begitu minim, mengunakan Tangtop transparan warna putih dengan tali bra warna hitam, terlihat belahan buah dada-nya sungguh begitu indah, besar dan padat sehingga terlihat sangat seksi sekali dan masih memakai celana yang sama.

Nampak paha mulusnya terlihat sangat menggoda seakan akan meminta untuk melepaskan celananya,

“ Bangun bangun, makan siang yuk, tuh dah disiapin ”, ajak Andhin sambil tersenyum dan matanya sambil melihat kea rah penisku yang tegang karena bangun tidur.

“ iya Ndin, udah selesaipemotretannya ? ”, sambil membalas senyuman Andhin tapi dengan pikiran yang penuh tanda tanya.

“ belum selesaitapi ini istirahat dulu ntar dilanjut lagi jam 3 sore ”, Sambil duduk di kasur dan melihat kearahku dengan wajah malu namu penuh nafsu, kayaknya ada kesempatan nih.

“ Kamu kok seksi banget Ndin ”, Langsung aja aku Tanya blak blakan dengan deg degan, takut di gampar, ditinggal pergi kalau gak ya dikata- katain.

“ biasa aja kog, soalnya sesi foto kali ini kan tema nya NUDE foto ”, Tanpa malu malu dia berkata jujur, itu tandanya dia memberi peluang nih.

“ kamu dah punya pacar apa belum Andhin ? ”, Tanyaku sambil aku pegang pundaknya yang terbalut tangtop dan sehelai tali bra warna hitam.

“ Pacar maaah gak penting, cuma bikin sakit hati aja ”,Jawabnya manja dan memegang paha kiriku, seakan menantang.

“ bener banget Ndin, pacaran hanya buat kita sakit hati , enakan TTM yang bisa buat bahagia dan nyaman ya Ndin ”, Sambil ku elus elus pundak Andhin dan dia juga membalas mengelus- elus paha kiriku dengan lembut.

Kayaknya Andhin adalah cewek kelas hypersex professional. Soalnya langsung memberi respons dengan cepat tanpa basa basi dia menciumiku sambil mengelus elus penisku dari luar celana kolorku.Dengan rasa deg degan dan penuh tantangan kubalas ciuman dia dan aku memasukkan tanganku ke dalam tangtop putihnya ku remas remas dengan cepat karena Andhin sangat ganas menciumiku.

“ Kontolmu gede banget, jadi pengen ngrasain ”, Sambil ciuman dia membisikan kata kata dengan penuh nafsu.

“ Iya Andhin, penisku emang gede, payudaramu juga kenceng banget ”, Terus kubalas permainannya dan ku remas terus menerus sehingga Andhin kelihatan lebih menikmati.

“ Kita main yuk, udah gak tahan nih ”, Ajak Andhin sambil melepaskan tengtop dan Bra nya.

Serasa seperti berhubungan sex dengan bintang bokep kelas dunia. Buah dada-nya yang besar dan montok, putting buah dada-nya yang terlihat coklat dan mulai keras menandakan dia sudah merasakan horny yang luar biasa.Tanpa malu malu Andhin langsung melepaskan celana kolor dan celana dalam yang kupakai,

“ Aku mengkulum kontolmu yang besar ini ya ? ”, Pinta Andhin sambil mengocok batang penisku.

“ Iya Andhin, aku akan menikmati permainanmu Andhin ”,

aku melihat mulut Andhin yang mengmengkulum penisku sampai masuk ke dalam mulut mungilnya, sungguh jenis cewek hypersex yang luar biasa, terus Andhin mengkulum penisku sehingga aku merasakan Klimaks yang sangat luar biasa.Setelah sekian menit Andhin mengmengkulum penisku tanpa menunggu waktu Andhin melepas celana dan celana dalam nya langsung mengambil posisi diatasku.

Mulailah dia menggesek-gesekan penisku ke bibir Mekinya yang juga sudah basah karena libido yang terlalu tinggi. Bulu kewanitaan luarbiasa lebat dan Mekinya yang tembeb menambah gairahku dan nafsu semakin kuat. Andhin perlahan memasukan batang penisku pelan pelan, dan dengan penuh desahan yang sangat manja. Sepertinya dia jenis cewek yang suka posisi sex Woman On Top.

Akhirnya penisku masuk semua kedalam Meki Andhin, perlahan sambil tersenyum dan menikmati, Andhin bergoyang di atas dan mendesah keenakan. Akupun yang tadinya hanya diam, berusaha aktif.Kedua tanganku pun langsung memegang buah dada-nya yang montok, kuremas remas dan sesekali aku pelirtir dan aku tarik putting buah dada-nya yang sudah mulai keras dan mcung itu,

Andhin terus menggenjot naik turun penisku, semakin aktif permainan tanganku, semakin liar genjotan Andhin,

“ Ouhhhh… Ahhhh... . terus remas sayang… Ahhhhh... ”, pinta Andhin dengan penuh birahi.

“ Iya Andhin, goyang terus Andhin ”, Aku pun membalas dengan penuh nafsu.

“ Ssss... . Ouhhhh… Titit kamu enak banget sayang… Mekiku terasa penuh… Sssshhh… ”, Dengan penuh semangat dan menikmati remasan tanganku ke payudara Andhin.

Dengan semakin cepatnya genjotan Andhin, dia langsung menciumi bibirku dan memeluku, keringatpun mulai keluar dari tubuh Andhin.Tubuhnya yang mulus dan putih ditambah keringat yang terus mengalir membuatku ingin mencapai puncak orgasme. Andhin terus menggoyang penisku dan sesekali menggenjot naik turun,
Wajahnya terlihat sayu dan mengInstagramit bibir bagian bawah terus dia menikmati permainan sex denganku,

“ Oughhh… Aku mau keluar sayang, Ssssss… Ahhh… ”, Terlihat dia ingin mencapai klimaks-nya.

“ iya Andhin, keluarin Andhin, biar penisku hangat dengan cairan putihmu ”, sambil kuremas lebih kencang buah dadanya.

“ Sssss... .Ahhhh… keluar sayang, Ouhhhh… ”,

Seluruh badannya bergetar dan menggeliat dengan liar diatasperutku dan penisku terjepit oleh memeh yang sudah mulai mengalirkan lahar putih tanda Andhin sudah mencapai orgasme.kemudian Andhin menciumku kembali sambil memelukku,

“ aku keluarin punyamu ya sayang ”, kata Andhin dengan penuh tatapan nafsu.

“ iya Andhin, keluarin ya, nanti kamu telan pejuhku ya ”,

“ iya nanti aku telan air mani kamu dan aku bersihkan pakai mulut aku ”, Jawab Andhin sambil menciumiku dengan penuh gairah.

Andhin mengeluarkan penisku dari jepitan Mekinya, langsung memegang dan mengocoknya dengan kencang.Akupun sudah tidak bisa menahan ingin mengeluarkan sperma, melihat buah dadanya yang menggantung dan putting buah dadanya yang semakin mencuat.Tak lama kemudian air maniku keluar dan langsung dimasukan kedalam mulutnya dan dihabiskan hingga tak tersisa.

Kemudian kami tidur bersamaan dan saling memeluk hingga terlelap. TamaT.

Bagaimana para Pembaca Serukan para maniak seks, jangan lupa ya!!! Selalu ikuti cerita-cerita dewasa di web www.butuhsex.com.

Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.

Rabu, 02 November 2016

Cerita Dewasa Sex Salon++ 2016



kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Yang sebut saja namanya Pak Bambang. Suatu ketika dia pijat disebuah Panti pijat++, tanpa sepengetahua-nya dia dijadikan taruhan oleh seorang tukang pijat wanita yang tengah hamil. Tukang pijat itu bertaruh dengan teman-teman seprofesinya kalau dia bisa berhungan intim, dengan Pak Danang, maka. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.


Sebut saja namaku Danang, Pada hari sabtu sekitar pukul 10.0 WIB, aku telah duduk di sebuah restoran Fast food yang cukup terkebal di Jakarta. Ketika itu aku sengaja duduk didekat kaca dapat agar dapat melihat susana di luar sana. Ketika aku sedang melihat keramaian di sekitar restoran Fast food itu, aku melihat sesosok wanita berjalan dengan buru-buru, dalam hati aku berkata ( kayaknya Gue kenal tu cewek deh).

Setelah aku meingat-ingat, akhirnya aku ingat juga, itukan Mba’ Diah wanita pijat di tempat Pijat++ seberang restoran ini. Saat itu aku mulai melihat jam tanganku, tidak terasa jam sudah menunjukan menunjukkan pukul 11.00 WIB. Pantas saja banyak wanita yang wanita pijat yang sudah mulai berdatangan. Tidak lama ada sebuah sepeda motor berpenumpang yang datang.

Saat itu penumpangnya turun tepat di belakang parkiran mobilku yang saat itu aku parkir di seberang restoran tempat aku makan. Aku melihat wanita itu turun dan memberikan uang kepada pengendara motor tadi. Nampaknya wanita itu aku juga kenal, setelah aku mengingat-ingat lagi ternyata benar aku kenal, wanita yang barusan adalah Mba’ Rosa salah satu receptionis panti Pijat++ itu.

Oh iya aku lupa memberitakuan kalau aku adalah salah satu pelanggan Pijat++ di panti pijat X itu, maka jangan heran kalau aku hampir menegenal semua tukang pijat dan sebagian pegawai disitu. Mungkin tidak usah aku sebutkan satu-persatu nama wanita pijat yang datang hari itu, karena banyak sekali hari itu yang aku lihat dan aku kenal. Selang beberapa waktu mulailah penuh parkiran di sekitar Pijat++ itu.

Kini nampaklah roda kehidupan Pijat++ itu mulai berputar. Tanpa terasa hari semakin siang, kini suasana restoran mulai ramai oleh tamu yang bergantian keluar masuk. Saat itu makanan yang aku makan telah habis, walaupun makananku sudah habis tidak sedetikpun aku mengalihakan pandanganku dari arah sekitar parkiran mobilku dimana tempat itu adalah tempat para wanita pijat itu turun dari kendaraan dan akan menuju tempat kerjanya, yaitu tempat Pijat++. Alasan para wanita Pijat++ turun disana, karena mungkin saja mereka malu dengan profesinya.

Karena tempat turun wanita pijat itu tadi jaraknya kira-kira 50 Meter dari tempat kerja mereka. Menit demi menit berlaku dan para wanita pijat masih saja berdatangan. Para wanita itu rata-rata masih muda dan menggemaskan sekali, selain itu mereka juga mengenakan pakaian yang ketat dan bawahan minim khas wanita Pijat++. Saat itu masih aku masih berada di restoran.

Karena hari semakin siang aku melihat saat jam tanganku lagi, saat itu waktu menunjukan pukul 14.00 WIB. Biasanya pada jam-jam ini bintang Pijat++ itu baru datang. Tidak lama setelah itu ternyata benar perkiraanku, nampaklah ada seorang wanita yang keluar dari taxi sembari telefon, saat itu terlihat samar-samar karena masih tertutup oleh taxi.

Ketika taxi itu pergi, aku baru tahu bahwa itu Shella salah satu bintang atau tukang pijat cantik dan terlaris di Pijat++ itu. Panti pijat X ini hukanlah panti pijat++ pinggiran, namun Panti Pjat++ ini tempat pijat yang meyediakan wanita pijat yang highclass dan ruangan pijat yang lumayan elit. Selang beberapa menit mataku tertuju pada seorang wanita berpakaian ketat berwarna merah cerah keluar dari taxi.

Saat itu aku terus memandangi, karena wanita itu napak asing bagiku dan membuat aku penasaran. Begitu taxi pergi ternyata dia juga berjalan menuju ke panti Pijat++ itu. dalam hati bertanya-tanya, siapa ya dia? Apa jangan-jangan wanita itu adalah wanita pijat++ baru. Rasa penasaranpun menyelimuti pikiranku, dan rasa itu birahiku mulai bergejlak.

Kalau aku tafsirkan sih wanita itu berumur sekitar 28 tahuna. Walaupun dia termasuk agak dewasa dibandingkan orang-orang baru di panti pijat itu, namun aku penasaran sekali dengan wanita itu. karena jika aku lihat dari kejauhan dia nampak cantik dan mempunyai body yang sintal dan montok. Namun sekilas ketika aku melihat bagian perutnya, nampak dia seperti wanita hamil.

Hal itu membuatku makin penasaran saja, masak iya sih wanita hamil bekerja di Pijat++. Karena aku penasaran maka aku langsung menelefon panti nomer handphone Mba’ Rosata dari restoran itu,

“ Hallo selamat siang Pak Danang ”, , terdengar suara Rosa receptionis yang aku kenal.

“ Iya selamat siang Mba’ Rosa ”, jawabku.

“ Wah Pak Budi, apa kabar pak ? dan ada apa yah menelefon saya ?? Pak Danang Mau booking yah? ”, ucapnya.

“ Hhe.. Mba’ tahu aja deh, Oh iya Mba’ Rosa, yang barusan baru masuk memakai baju merah siapa sih ? ”, ucapku.

“ Baju merah? Oh itu Mba’ Nisa Pak, Kenapa memang Pak ”, ucapnya.

“ Kayaknya dia orang baru yah dan dia juga sedang hamil ya Mba’ ? ”, ucapku penasaran.

“ Iya Pak, memang rosa sedang hamil. Oh iya ngomong-ngomong kog bapak tahu sih, memangnya bapak dimana ini ”, ucapnya berbalik tanya kepadaku.

“ Saya lagi direstoan sebrang Panti pijat Mba’, sebelumnya sorry ya Mba’ karena aku banyak tanya.

“ Oh nggak papa kog Pak, lagiankan bapak pelanggan setia Panti Pijat ini, hhe ”, ucapnya.

“ Hhe, maksih ya Mba’. Oh iya Mba’ kalau hamil, berarti Nisa cuma pijat aja dong Mba’ ? ”, ucapku lagi.

“ Hemmm… kalau udah di dalam kamar siapa yang tahu pak, hhe…? ”, ucapnya enteng.

Saat itu aku berfikir, benar juga juga yah omongan Rosa, lalu,

“ Ngomong-ngomong sudah ada yang booking belum tuh si Nisa ? ”, ucapku.

Aku menayakan seperti itu karena aku ingin mencoba dipijat wanita hamil, dan siapa tahu aku bisa ngentot sama dia, kan enak tuh pijat++ sama wanita hamil, hhe,

“ Tenang Pak, belum ada yang Booking kog Pak, Bapak mau Booking Nisa Pak ? ”, ucapnya.

“ Iya nih Mba’ ”, jawabku singkat.

“ Mau Booking jam berapa Pak ? ”, ucapnya.

Saat itu berfikir sejenak, karena aku tahu dia baru sampai, aku berfikir dia butuh istirahat untuk menghela nafas. Kayaknya setengah jam cukup deh istirahatnya. Kemudian,

“ Yaudah jam 3 aja deh Mba’ ”, jawabku.

“ Baiklah Pak, saya tunggu kedatangnya Pak, terima kasih Pak Danang ”, ucap Rosa.

Singkat cerita, kini akupun sudah sudah berada didalam ruangan pijat, dan posisiku sekrang sudah telanjang dada, tak bercelana dan hanya menggunakan celana dalam saja. Saat itu aku berposisi tidur tengkurap menghadap tembok di kamar lantai 3 ukuran 3×3 meter persegi. Tidak lama setelah itu tidak lama pintu kamar-pun terbuka dan ditutup kembali,

“ Selamat siang Pak, Saya Nisa yang akan melayani bapak ”, ucapnya menyambutku.

“ Siang juga Mba’ ”, jawabku sambil menolehkan muka ke arahnya, tetapi tetap tidur telungkup.

“ Mau minum apa? ”, ucapnya, sambil meletakkan barang bawaannya, handuk, sabun, seprei, dan cairan pelicin untuk pijat di atas satu-satunya sofa yang ada di ruang itu.

“ Air mineral nggak dingin ”, jawabku.

Lalu dia-pun keluar dan tidak lama kemudia dia membawa pesananku. Saat itu dia tidak menanyakan pijat berapa jam, karena pada saat itu aku berada di ruang VVIP yang mempunyai waktu minimal satu setengah jam. Terdengar dia melepaskan seragam dinasnya (padahal suhu ruang cukup dingin). Menutupkan selembar handuk ke punggungku mulai leher hingga pantat.

Aku fikir aku tidak perlu menceritakan tahapan-tahapan pijat, langsung ke inti ceritanya saja. Lanjut,

“ Sebentar ya pak, mau ke toilet ”, ucapnya meminta ijin.

“ Ya Mba’ ”, jawabku singkat.
5 menit kemudian diapun kembali dan dia mulai memijat lagi. Mungkin dia tadi terlalu lama berdiri saat memijat, sehingga dia naik ke tempat tidur dan memijat kaki sebelahku yang belum disentuhnya dari tadi. Selanjutnya dengan mengangkang dia memijat punggungku. Terasa pahanya dibungkus dengan celana ketat, saat bersentuhan dengan pahaku,

“ Kamu nggak pernah diisengin sama tamu, Mba’? ”, ucapku.

“ Itu sih sering pak, santapan setiap hari! ”, ucapnya.

“ Yang paling nyebelin seperti apa Mba’? ”, ucapku.

“ Belum lama ini ada tamu, saat lagi nafsu dia bilang. Mba’ ngentot yuk? Lalu aku jawab aja, sama siapa pak? dia jawab ya sama kamu, terus aku jawab lagi Pak, kirain sama kambing, hhe… gitu pak ceritanya ”, ucapnya panjang lebar menjelaskan.

Saat itu aku sekilas teringat dengan kata-kata temanku. Mungkin ada benarnya kata temanku, dia mengatakan bahwa kelemahan wanita itu ada di telinga. Dalam arti kelemahan ditelinga adalah, kalau seorang wanita disanjung, diajak bicara yang indah-indah, pasti wanita manapu akan luluh dengan kitta. Jadi pesan bagi para pembaca dari saya, bicaralah yang baik dengan wanita manapun dan siapapun wanita itu.

Saya jamin jika kita bersikap seperti itu, para wanita pasti akan memberikan apapun yang kita minta. Buktinya saya sendiri, saya sudah menahklukan wanita manapun dengan cara itu. Lanjut,

“ Maaf pak, saya tinggal ke toilet lagi ”, ijinnya.

“ Ya Mba’ santai aja kalau sama saya, hhe ”, jawabku.

Tidak lama kemudian dia-pun meneruskan pijatan yang belum selesai. Setelah menyelesaikan pijatan tadi, dia berkata,

“ Pakai krim nggak pak? ”, ucapnya.

“ he em ”, ucapku.

“ Maaf pak ya Pak ”, ucapnya sambil menurunkan celana dalamku sampai bawah pantatku lalu dia menutup dengan handuk. Kemudian,

“ Tolong dilepas aja Mba’ celana dalam saya biar nggak menggangu pijatnya ”, ucapku.

Tanpa kata dia-pun menarik handuk dan melepaskan celana dalamku. Kini posisikupun telanjang deh sekarang. Dia mulai meratakan krim di seluruh permukaan kulit kakiku, dan mulai memijit, dan beberapa menit kemudian,

“ Sebentar ya pak, mau ke toilet lagi ”, ijinnya untuk ke tiga kalinya.

“ Ya Mba’ ”, jawabku singkat, tanpa protes, karena aku memaklumi, karena saat hamil kandung kemih tertekan oleh kandungan, atau ada yang lain yang aku nggak tahu.

“ Yah beginlah pak kalau kondisinya seperti ini ”, ucapnya saat masuk ke kamar.

“ Aku maklum kog Mba’ ”, jawabku.

Dia mulai memijat kaki satunya lagi. Setelah selesai dia mengeringkan krim dengan handuk, karena kakiku cukup banyak bulunya dia menaburi bedak bayi diseluruh permukaan ke dua kaki (kalau dilihat nggak ubahnya seperti bayi yang habis mandi terus dibedaki), sehingga minyaknya bergabung dengan bedak, kemudian di gosok dengan handuk satunya lagi, hasilnya lumayan kering.

Kemudian dia naik ke tempat tidur (biasanya wanita pijat bisa melakukannya dengan berdiri, mungkin karena beratnya menahan perut sehingga lebih baik sambil duduk di tempat tidur guna mengistirahatkan kedua kakinya). Wanita lagi hamil mana ada yang pakai rok mini, biasanya selalu serba longgar Kan, kecuali wanita yang saat ini ada di atas pantatku.

Karena nggak ada tempat lagi untuk duduk, akhirnya dia mengangkangiku sehingga dia menduduki pantatku (asli hlo, duduk plek, soalnya berat banget) dengan berlapiskan handuk dan mulai mengolesi krim. Saat sebelah kakinya diangkat untuk mengangkang terasa pahaku bergesekan dengan paha bagian dalamnya yang licin dan dingin. Tetapi anehnya kog sudah nggak pakai celana ketatnya lagi.

Setelah punggung rata dengan krim dia mulai memijat. Posisi memijat adalah maju mundur, mulai dari pinggangku ke arah pundak. Karena gaya pijat dan tumpuan duduknya pada tempat yang tidak rata walaupun dilapisi oleh handuk, lama kelamaan dia bergeser tepatnya terpeleset ke arah pangkal paha; Kan ada sedikit bekas krim serta berat tubuhnya yang lumayan berat.

Dia mengembalikan posisi duduknya ke pantatku lagi. Akan tetapi tanpa handuk hanya beralaskan roknya. Sewaktu gaya maju; saat mengurut dari pinggang ke arah pundak, dia terpeleset lagi. Sewaktu mengembalikan pantatnya ke pantatku sudah tanpa handuk, sebab irama pijatannya sudah agak cepat, jadi kalau sebentar-sebentar ngurusin handuk nggak selesai-selesai mijatnya.

Semakin cepat pijatannya, yang aku rasakan bukan punggungku lagi, akan tetapi di pantatku ada sesuatu yang sangat kasar. Ternyata roknya sudah tidak menjadi alas untuk duduk. Iseng, aku menoleh ke belakang bawah,

“ Sudah nggak usah lihat-lihat ”, Ucap Nisa.

Saat itu sekilas aku dapat melihat dia jongkok dengan roknya sudah di pinggang sementara di atas pantatku ada daging yang cukup tebal tanpa bulu (dicukur) nggak seperti bagasi mobilku, lebih tepatnya nonong. Pantes pahanya kog licin, nggak pakai celana. Aku-pun mengikuti perintahnya, lalu,

“ Kenapa kog nggak pakai cd sih? Kamu Kan lagi hamil ”, ucapku.

“ Habis capek tiap pipis harus melorotin celana ketat. Tadi sewaktu keluar yang ke tiga udah kebelet banget jadi pas masuk nggak ketahan keluar. Yah sudah basah, mau pakai cadangan ada di lemari bawah, naik turun kan capek mas. Tadi pipis pertama aja udah nggak bisa jongkok ”, ucapnya panjang lebar.

Perhatikan, panggilan sudah berubah. Artinya dia sudah mulai mengenal. Pantes saat kontak dengan pahanya terasa dingin kemungkinan dari air saat membasuh setelah pipis,

“ Memangnya kenapa? Kan ada toliet jongkok ”, ucapku.

“ Toliet Kan jorok mas bekas orang banyak, jadi pipisnya sambil berdiri tetapi kakinya dibuka lebar biar nggak kena ”, ucapnya.

“ Kamu nggak takut kerja tanpa cd? ”, ucapku.

“ Aku tadi diberi tahu sama Mba’ Rosa, kalau Bapak orangnya nggak reseh ”, ucapnya.

Belum tahu dia, ucapku dalam hati. Mungkin pergantian panggilan tadi berubah setelah ada sekilas info dari Mba’ Rosa. Setelah selesai memijat punggung, dia mulai mengeringkan krim dengan cara seperti tadi,
“ Pak balikan badan ya ”, ucapnya. Aku segera membalikkan badanku, sambil kulihat wajahnya, dia tidak melihatku, tetapi melihat kejantananku yang masih ‘bobo siang’ sambil menutupnya dengan handuk kecil.

“ Kog dicukur Pak ? ”, ucapnya setelah melihat burung-tanpa bulu-ku.

“ Kamu sendiri kenapa kog dicukur? ”, ucapku.

“ Kalau ditanya dijawab dulu dong Pak! ”, ucapnya.

“ Yah biar bersih aja ”, jawabku.

“ Apa nggak geli Pak dicukur gitu? ”, ucapnya.

“ Eh, kamu nanya terus kapan ucapnya? ”, ucapku.

Dianya tersenyum. Bibir bagian bawahnya (yang di wajah yah) lumayan tebal ada belahan di bagian tengahnya. Bibirnya dibalut pewarna berwarna pink, kontras dengan kulit putihnya. Matanya bulat sekali,

“ Yah biar bersih juga. Nanti kalau sewaktu-waktu melahirkan, nggak buru-buru mencukurnya. Mas aku ke toilet dulu yah? ”, ucapnya sembari ijin yang ke empat kalinya.

Kalau melihat posisi kandungannya sih udah di bawah, nampak sudah waktunya. Dia masuk ke kamar, dan naik ke atas tempat tidur, meminggirkan ke dua kakiku, sehingga bisa duduk di pinggi tempat tidur,

“ Berapa usia kandunganmu? ”, ucapku.

“ Tujuh bulan lewat, mas ”, ucapnya.

“ Suamimu kog tega, udah seperti ini kog masih disuruh kerja ”, ucapku.

“ Lebih tega lagi mas, dia tidak mengakui ini hasilnya, dan pergi begitu saja ”, ucapnya sambil menunduk dan terus memijat.

“ Kog nggak di batalin aja? ”, ucapku lagi.

“ Biarin deh mas, umurku sudah semakin tua, nanti nggak ada yang ngurus aku. Biarin deh aku usahakan sendiri ”, ucapnya kalem bersamaan dengan selesainya mengeringkan salah satu kaki.

Setelah kering dia menggosok betisku yang berbulu dengan handuk, kemudian mengangkangi kakiku tadi dan menggosok pahaku dengan handuk, dan terasa bulu betisku terasa beradu dengan sesuatu yang kasar. Aku pura-pura nggak tahu dan kuperhatikan wajahnya tidak berubah sedikitpun. Perubahan terjadi di balik handuk yang menutupi kejantananku, seperti ada yang sedang mendirikan tenda.

Dia memijat kakiku yang sebelah. Perlakuan yang sama dengan kakiku yang sebelah tadi. Juga acara gesek-menggesek, sehingga makin sempurnalah rubuhnya tenda. Yah, dalam posisi terlentang kalau lagi konak nggak mungkin tegak sembilan puluh derajat, yang ada juga posisi jam sepuluh kurang sepuluh menit. Setelah selesai dengan kaki, diturunkan handuk kecil hingga menutupi kejantananku saja dan,

“ Perutnya dipijat mas? ”, ucapnya.

“ Terserah Mba’ aja deh ”, jawabku.

Saat itu Repot juga dia akan memijatnya, kalau sambil berdiri dia akan capek kalau dari samping membutuhkan tenaga yang lumayan banyak untuk menekan badanku. Yah terpaksa dia mengangkangi kejantananku yang hanya dilapisi handuk kecil. Mulai memijat dari arah perut ke atas melebar ke sekitar pundak. Perlahan-lahan, semakin lama irama agak dipercepat.

Aku nggak tahu apakah percepatannya disebabkan prosedur pijatnya, ataukah ganjalan di kewanitaan-nya yang semakin keras dan berdenyut-denyut. Disengaja atau tidak posisi batang kejantananku berada di sela-sela bibir kewanitaan-nya , hanya dipisahkan oleh handuk,

“ Pak, kata Mba’ Rosa kalau bapak kesini bapak nggak pernah ML kenapa sih? ”, ucapnya.

“ Yang pentingkan puas Mba’, nggak main aja puas kog ”, jawabku.

“ Kalau sekarang aku ingin main sama Bapak gimana ? ”, ucapnya.

Sewaktu berkata demikian, handuk sudah hilang sebagai pembatas. Hilangnya bukan ditarik tetapi terdorong oleh goyangan pantatnya. Jadi antara batangku dan bibirnya melekat,
“ Berapa tips nya Mba’ ? ”, ucapku.

Saat itu dia sudah menggoyangkan pinggulnya, kesepakatan belum terjadi pekerjaan sudah dimulai. Sebagai gambaran, bibir bawahnya lumayan tebal dan sudah cukup basah untuk penetrasi, maklum hamil (orang hamil lebih cepat basahnya karena kelenjar yang memproduksi lendir tertekan oleh kandungan. kalau nggak salah hlo soalnya aku bukan dokter sih), Lalu,

“ Seperti yang Bapak berikan saja kepada yang lainya Pak ”, ucapnya.

Wah dilarang dumping harga rupanya di sini,

“ Baiklah jika begitu”, ucapku.

Begitu selesai aku bicara, bersamaan dengan mulai masuknya kejantananku ke dalam kewanitaan-nya . Ups, licin sekali (jadi ingat main bola saat kecil di tanah lapang dari tanah liat, nggak pernah membawa bola jauh. selalu terpeleset apalagi bila bertemu lawan pasti jatuh) tapi agak longgar; mungkin karena tekanan kandungan, dan ada sesuatu yang menyentuh di ujung kejantananku seperti ada benjolan di bagian dalam kewanitaan-nya . Ternyata mulut rahimnya juga sudah turun.

Dia tidak melakukan gerakan naik turun, mungkin sudah terlalu lelah, jadi hanya bergoyang-goyang, tetapi goyanganya semakin lama semakin merunduk, bak padi yang semakin berisi, di kepalanya semakin berat, terdongak ke belakang, sementara pahanya terbuka sangat lebar mengingat perut besarnya. Dia berusaha agar clitoris-nya bergesekan dengan bulu kejantananku yang tumbuh kasar.

Beberapa menit kemudian dia membalikkan badannya tanpa melepas batangku yang tertanam. Sekarang dia menghadap ke kakiku. Gerakan yang sama dia lakukan, tanpa naik turun, tetapi menekan serta menggesek liang dubur-nya yang agak keluar, bukan ambein hlo, tetapi itu tekanan kandungan, sehingga lapisan bagian dalam anus yang lembut tergesek oleh bulu kejantananku.

Dia tidak mengeluarkan suara, tepatnya menahan lenguhannya, agar tak terdengar di luar kamar. Hanya deru nafasnya yang berfrekwensi tinggi, isap-buang-isap-buang, semua dilakukan melalui hidung. Mungkin mulutnya dikunci dengan menggigit bibir bawahnya takut tak sengaja keluar suara. Akhirnya tanganya meremas pergelangan kakiku dan mengedan.

Terasa sekali denyutan liang dubur-nya. Tidak berapa lama akupun keluar juga. Dia diam sejenak menikmati semburan air maniku. Setelah selesai, sudah tidak ada semburan dia mengangkat pantatnya, dan saat batangku telepas dari lubangnya, dia berusaha menjepit labia minornya dengan jarinya tetapi tetap aja ada yang berjatuhan air maniku yang agak kental di kewanitaan-nya,

“ Banyak banget sih mas? ”, ucapnya, sambil membersihkan vaginanya yang tembem banget dan nonong, tetapi masih mengangkang di atas kejantananku.

“ Iya udah lama nih nggak dikeluarin ”, jawabku, sambil membersihkan air maniku yang berjatuhan.

“ Kamu suka nyabu? ”, ucapnya, sambil turun dari tempat tidur dengan sangat hati-hati.

“ Suka nyapu rumah, nyapu halaman ”, jawabku sembari tersenyum.

“ Maksudku narkoba ”, ucapnya.

“ Nggak, kenapa sih? ”, ucapku.

“ Pantes. Udah keluar kog nggak mengecil, masih besar dan keras ”, ucapnya.

“ Sok tahu ”, ucapku.

“ Eh iya hlo Pak, aku punya tamu dia habis nyabu sekarang sudah jadi trend pakai narkoba di kamar Pijat++, rasanya setengah mati deh Pak aku ngeluarin pejuhnya ”, ucapnya polos.

Wah ngomongnya udah nggak terkontrol nih sih Mba’. Saat aku bangun memang sih kejantananku masih keras dan berdiri hanya sembilan puluh derajat ditunjang dengan beberapa urat yang menonjol,

“ Terima kasih yah, Mba’. Kamu lagi hamil gini, semua tamu kamu perlakukan seperti ini semua? ”, ucapku.

“ Yah nggak mas, kebetulan aku udah lama nggak ngewe, terus lihat punya mas keras banget, udah gitu aku dapat info dari Mba’-Mba’ kalau kamu kalau ke sini nggak pernah main, tetapi bayar penuh, artinya Kan mas orang bersih. ”, ucapnya.

“ Oh, jadi di kamar tunggu wanita pijat, banyak saling tukar informasi yah? ”, ucapnya.
“ Harus itu, biar kita nggak salah, yang lebih penting lagi ini ”, ucapnya sambil menunjukkan leleran sperma yang meleleh keluar dari vaginanya.

“ Maksudmu? ”, ucapku bingung.

“ Aku taruhan sama Mba’-Mba’ yang pernah sama mas, lumayan sepuluh ribuan sepuluh orang, ini sebagai bukti bahwa kamu main sama aku ”, ucapnya.

Hah… kaget aku, Wah gila aku dijadikan obyek judi, dasar stress semua,hha. Lalu,

“ Sebentar mas, aku ke toilet ”, ucapnya. Aduh bukan tamunya yang didulukan, malah dia yang duluan.

Nggak lama dia masuk, dan,

“ Nih aku bawain handuk yang baru ”, ucapnya dengan wajah yang kelihatan seneng banget.

“ Ucapnya nggak kuat naik turun, kog sudah bawa handuk bersih dari bawah? ”, ucapku.

“ Kan minta tolong sama room boy ”, ucapnya.

“ Nah tadi ngambil cd minta tolong aja sama dia ”, ucapku.

“ Nggak enak lagi mas nanti dikira macam-macam, lagian Kan tadi belum ada modal buat nyuruh room boy ”, ucapnya.

“ Maksudnya? ”, ucapku lagi.

“ Kan menang taruhan, yah bagi-bagi rejeki. Aku kasih uang room boy-nya untuk ambil handuk, mereka kalau nggak ada uangnya nggak gerak mas! ”, ucapnya. Aku geleng-geleng.

“ Iya setali tiga uang sama kamu, kalau nggak ada uang juga nggak goyang ”, ucapku tapi dalam hati.

“ Mba’ Nisa, kog kamu duluan sih ke kamar mandi? ”, ucapku sambil memakai kimono dan membawa handuk serta sabun.

“ Aku tadi buru-buru ke sebelah ngasih tahu sama Mba’ Rosa, kalau dia kalah taruhan dengan menunjukan sperma mas yang ngucur dari memekku ”, ucapnya.

Waduh udah kotor nih mulut Mba’ Nisa, mungkin terlalu gembira dengan kemenangannya. Setelah mandi, berpakaian dan memberikan tips, aku bilang,

“ Kamu dapat tiga aku Cuma satu hlo, Mba’! ”, ucapku.

“ Iya deh, lain kali aku kasih bonus ”, ucapnya, tahu maksudku kalau dia dapat tips, menang taruhanya.

“ Janji yah Mba’, makasih Mba’ ”, ucapku, sambil aku cium pipi kiri dan kanannya.

Saat turun ke depan receptionis Mba’ Nisa mengikuti di sampingku, guna memberi tahu ke receptionis berapa jam dan minum apa. Kemudia aku membayar tagihanku dan tak lupa kuberikan lebihan buat Mba’ Rosa,

“ Terima Kasih pak ”, ucapnya.

Sejak saat itu aku-pun sering kesana dan meminta bonus kepada Nisa, karena pernah berjanji sebelumnya. Sungguh sensasi sex yang luar biasa bisa ngentot sama cewek hamil di panti pijat. Selesai.

Cerita Dewasa Aku Sebagai Taruhan Sex

Butuh Sex Kategori : Cerita Dewasa Sex Salon++ 2016 “ Cerita Dewasa Aku Dijadikan Taruhan Sex ”, Cerita Sex ABG 2016, Cerita Dewasa SMA Terbaru, Cerita Sex Janda Terbaru, Cerita Sex Tante Girang 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

Butuhsex.com kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Yang sebut saja namanya Pak Bambang. Suatu ketika dia pijat disebuah Panti pijat++, tanpa sepengetahua-nya dia dijadikan taruhan oleh seorang tukang pijat wanita yang tengah hamil. Tukang pijat itu bertaruh dengan teman-teman seprofesinya kalau dia bisa berhungan intim, dengan Pak Danang, maka. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.

Cerita Dewasa Sex Salon++ 2016 | Cerita Dewasa Aku Dijadikan Taruhan Sex |  Cerita Sex ABG 2016, Cerita Dewasa SMA Terbaru, Cerita Sex Janda Terbaru, Cerita Sex Tante Girang 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,
Cerita Dewasa Aku Dijadikan Taruhan Sex

Sebut saja namaku Danang, Pada hari sabtu sekitar pukul 10.0 WIB, aku telah duduk di sebuah restoran Fast food yang cukup terkebal di Jakarta. Ketika itu aku sengaja duduk didekat kaca dapat agar dapat melihat susana di luar sana. Ketika aku sedang melihat keramaian di sekitar restoran Fast food itu, aku melihat sesosok wanita berjalan dengan buru-buru, dalam hati aku berkata ( kayaknya Gue kenal tu cewek deh).

Setelah aku meingat-ingat, akhirnya aku ingat juga, itukan Mba’ Diah wanita pijat di tempat Pijat++ seberang restoran ini. Saat itu aku mulai melihat jam tanganku, tidak terasa jam sudah menunjukan menunjukkan pukul 11.00 WIB. Pantas saja banyak wanita yang wanita pijat yang sudah mulai berdatangan. Tidak lama ada sebuah sepeda motor berpenumpang yang datang.

Saat itu penumpangnya turun tepat di belakang parkiran mobilku yang saat itu aku parkir di seberang restoran tempat aku makan. Aku melihat wanita itu turun dan memberikan uang kepada pengendara motor tadi. Nampaknya wanita itu aku juga kenal, setelah aku mengingat-ingat lagi ternyata benar aku kenal, wanita yang barusan adalah Mba’ Rosa salah satu receptionis panti Pijat++ itu.

Oh iya aku lupa memberitakuan kalau aku adalah salah satu pelanggan Pijat++ di panti pijat X itu, maka jangan heran kalau aku hampir menegenal semua tukang pijat dan sebagian pegawai disitu. Mungkin tidak usah aku sebutkan satu-persatu nama wanita pijat yang datang hari itu, karena banyak sekali hari itu yang aku lihat dan aku kenal. Selang beberapa waktu mulailah penuh parkiran di sekitar Pijat++ itu.

Kini nampaklah roda kehidupan Pijat++ itu mulai berputar. Tanpa terasa hari semakin siang, kini suasana restoran mulai ramai oleh tamu yang bergantian keluar masuk. Saat itu makanan yang aku makan telah habis, walaupun makananku sudah habis tidak sedetikpun aku mengalihakan pandanganku dari arah sekitar parkiran mobilku dimana tempat itu adalah tempat para wanita pijat itu turun dari kendaraan dan akan menuju tempat kerjanya, yaitu tempat Pijat++. Alasan para wanita Pijat++ turun disana, karena mungkin saja mereka malu dengan profesinya.

Karena tempat turun wanita pijat itu tadi jaraknya kira-kira 50 Meter dari tempat kerja mereka. Menit demi menit berlaku dan para wanita pijat masih saja berdatangan. Para wanita itu rata-rata masih muda dan menggemaskan sekali, selain itu mereka juga mengenakan pakaian yang ketat dan bawahan minim khas wanita Pijat++. Saat itu masih aku masih berada di restoran.

Karena hari semakin siang aku melihat saat jam tanganku lagi, saat itu waktu menunjukan pukul 14.00 WIB. Biasanya pada jam-jam ini bintang Pijat++ itu baru datang. Tidak lama setelah itu ternyata benar perkiraanku, nampaklah ada seorang wanita yang keluar dari taxi sembari telefon, saat itu terlihat samar-samar karena masih tertutup oleh taxi.

Ketika taxi itu pergi, aku baru tahu bahwa itu Shella salah satu bintang atau tukang pijat cantik dan terlaris di Pijat++ itu. Panti pijat X ini hukanlah panti pijat++ pinggiran, namun Panti Pjat++ ini tempat pijat yang meyediakan wanita pijat yang highclass dan ruangan pijat yang lumayan elit. Selang beberapa menit mataku tertuju pada seorang wanita berpakaian ketat berwarna merah cerah keluar dari taxi.

Saat itu aku terus memandangi, karena wanita itu napak asing bagiku dan membuat aku penasaran. Begitu taxi pergi ternyata dia juga berjalan menuju ke panti Pijat++ itu. dalam hati bertanya-tanya, siapa ya dia? Apa jangan-jangan wanita itu adalah wanita pijat++ baru. Rasa penasaranpun menyelimuti pikiranku, dan rasa itu birahiku mulai bergejlak.

Kalau aku tafsirkan sih wanita itu berumur sekitar 28 tahuna. Walaupun dia termasuk agak dewasa dibandingkan orang-orang baru di panti pijat itu, namun aku penasaran sekali dengan wanita itu. karena jika aku lihat dari kejauhan dia nampak cantik dan mempunyai body yang sintal dan montok. Namun sekilas ketika aku melihat bagian perutnya, nampak dia seperti wanita hamil.

Hal itu membuatku makin penasaran saja, masak iya sih wanita hamil bekerja di Pijat++. Karena aku penasaran maka aku langsung menelefon panti nomer handphone Mba’ Rosata dari restoran itu,

“ Hallo selamat siang Pak Danang ”, , terdengar suara Rosa receptionis yang aku kenal.

“ Iya selamat siang Mba’ Rosa ”, jawabku.

“ Wah Pak Budi, apa kabar pak ? dan ada apa yah menelefon saya ?? Pak Danang Mau booking yah? ”, ucapnya.

“ Hhe.. Mba’ tahu aja deh, Oh iya Mba’ Rosa, yang barusan baru masuk memakai baju merah siapa sih ? ”, ucapku.

“ Baju merah? Oh itu Mba’ Nisa Pak, Kenapa memang Pak ”, ucapnya.

“ Kayaknya dia orang baru yah dan dia juga sedang hamil ya Mba’ ? ”, ucapku penasaran.

“ Iya Pak, memang rosa sedang hamil. Oh iya ngomong-ngomong kog bapak tahu sih, memangnya bapak dimana ini ”, ucapnya berbalik tanya kepadaku.

“ Saya lagi direstoan sebrang Panti pijat Mba’, sebelumnya sorry ya Mba’ karena aku banyak tanya.

“ Oh nggak papa kog Pak, lagiankan bapak pelanggan setia Panti Pijat ini, hhe ”, ucapnya.

“ Hhe, maksih ya Mba’. Oh iya Mba’ kalau hamil, berarti Nisa cuma pijat aja dong Mba’ ? ”, ucapku lagi.

“ Hemmm… kalau udah di dalam kamar siapa yang tahu pak, hhe…? ”, ucapnya enteng.

Saat itu aku berfikir, benar juga juga yah omongan Rosa, lalu,

“ Ngomong-ngomong sudah ada yang booking belum tuh si Nisa ? ”, ucapku.

Aku menayakan seperti itu karena aku ingin mencoba dipijat wanita hamil, dan siapa tahu aku bisa ngentot sama dia, kan enak tuh pijat++ sama wanita hamil, hhe,

“ Tenang Pak, belum ada yang Booking kog Pak, Bapak mau Booking Nisa Pak ? ”, ucapnya.

“ Iya nih Mba’ ”, jawabku singkat.

“ Mau Booking jam berapa Pak ? ”, ucapnya.

Saat itu berfikir sejenak, karena aku tahu dia baru sampai, aku berfikir dia butuh istirahat untuk menghela nafas. Kayaknya setengah jam cukup deh istirahatnya. Kemudian,

“ Yaudah jam 3 aja deh Mba’ ”, jawabku.

“ Baiklah Pak, saya tunggu kedatangnya Pak, terima kasih Pak Danang ”, ucap Rosa.

Singkat cerita, kini akupun sudah sudah berada didalam ruangan pijat, dan posisiku sekrang sudah telanjang dada, tak bercelana dan hanya menggunakan celana dalam saja. Saat itu aku berposisi tidur tengkurap menghadap tembok di kamar lantai 3 ukuran 3×3 meter persegi. Tidak lama setelah itu tidak lama pintu kamar-pun terbuka dan ditutup kembali,

“ Selamat siang Pak, Saya Nisa yang akan melayani bapak ”, ucapnya menyambutku.

“ Siang juga Mba’ ”, jawabku sambil menolehkan muka ke arahnya, tetapi tetap tidur telungkup.

“ Mau minum apa? ”, ucapnya, sambil meletakkan barang bawaannya, handuk, sabun, seprei, dan cairan pelicin untuk pijat di atas satu-satunya sofa yang ada di ruang itu.

“ Air mineral nggak dingin ”, jawabku.

Lalu dia-pun keluar dan tidak lama kemudia dia membawa pesananku. Saat itu dia tidak menanyakan pijat berapa jam, karena pada saat itu aku berada di ruang VVIP yang mempunyai waktu minimal satu setengah jam. Terdengar dia melepaskan seragam dinasnya (padahal suhu ruang cukup dingin). Menutupkan selembar handuk ke punggungku mulai leher hingga pantat.

Aku fikir aku tidak perlu menceritakan tahapan-tahapan pijat, langsung ke inti ceritanya saja. Lanjut,

“ Sebentar ya pak, mau ke toilet ”, ucapnya meminta ijin.

“ Ya Mba’ ”, jawabku singkat.
5 menit kemudian diapun kembali dan dia mulai memijat lagi. Mungkin dia tadi terlalu lama berdiri saat memijat, sehingga dia naik ke tempat tidur dan memijat kaki sebelahku yang belum disentuhnya dari tadi. Selanjutnya dengan mengangkang dia memijat punggungku. Terasa pahanya dibungkus dengan celana ketat, saat bersentuhan dengan pahaku,

“ Kamu nggak pernah diisengin sama tamu, Mba’? ”, ucapku.

“ Itu sih sering pak, santapan setiap hari! ”, ucapnya.

“ Yang paling nyebelin seperti apa Mba’? ”, ucapku.

“ Belum lama ini ada tamu, saat lagi nafsu dia bilang. Mba’ ngentot yuk? Lalu aku jawab aja, sama siapa pak? dia jawab ya sama kamu, terus aku jawab lagi Pak, kirain sama kambing, hhe… gitu pak ceritanya ”, ucapnya panjang lebar menjelaskan.

Saat itu aku sekilas teringat dengan kata-kata temanku. Mungkin ada benarnya kata temanku, dia mengatakan bahwa kelemahan wanita itu ada di telinga. Dalam arti kelemahan ditelinga adalah, kalau seorang wanita disanjung, diajak bicara yang indah-indah, pasti wanita manapu akan luluh dengan kitta. Jadi pesan bagi para pembaca dari saya, bicaralah yang baik dengan wanita manapun dan siapapun wanita itu.

Saya jamin jika kita bersikap seperti itu, para wanita pasti akan memberikan apapun yang kita minta. Buktinya saya sendiri, saya sudah menahklukan wanita manapun dengan cara itu. Lanjut,

“ Maaf pak, saya tinggal ke toilet lagi ”, ijinnya.

“ Ya Mba’ santai aja kalau sama saya, hhe ”, jawabku.

Tidak lama kemudian dia-pun meneruskan pijatan yang belum selesai. Setelah menyelesaikan pijatan tadi, dia berkata,

“ Pakai krim nggak pak? ”, ucapnya.

“ he em ”, ucapku.

“ Maaf pak ya Pak ”, ucapnya sambil menurunkan celana dalamku sampai bawah pantatku lalu dia menutup dengan handuk. Kemudian,

“ Tolong dilepas aja Mba’ celana dalam saya biar nggak menggangu pijatnya ”, ucapku.

Tanpa kata dia-pun menarik handuk dan melepaskan celana dalamku. Kini posisikupun telanjang deh sekarang. Dia mulai meratakan krim di seluruh permukaan kulit kakiku, dan mulai memijit, dan beberapa menit kemudian,

“ Sebentar ya pak, mau ke toilet lagi ”, ijinnya untuk ke tiga kalinya.

“ Ya Mba’ ”, jawabku singkat, tanpa protes, karena aku memaklumi, karena saat hamil kandung kemih tertekan oleh kandungan, atau ada yang lain yang aku nggak tahu.

“ Yah beginlah pak kalau kondisinya seperti ini ”, ucapnya saat masuk ke kamar.

“ Aku maklum kog Mba’ ”, jawabku.

Dia mulai memijat kaki satunya lagi. Setelah selesai dia mengeringkan krim dengan handuk, karena kakiku cukup banyak bulunya dia menaburi bedak bayi diseluruh permukaan ke dua kaki (kalau dilihat nggak ubahnya seperti bayi yang habis mandi terus dibedaki), sehingga minyaknya bergabung dengan bedak, kemudian di gosok dengan handuk satunya lagi, hasilnya lumayan kering.

Kemudian dia naik ke tempat tidur (biasanya wanita pijat bisa melakukannya dengan berdiri, mungkin karena beratnya menahan perut sehingga lebih baik sambil duduk di tempat tidur guna mengistirahatkan kedua kakinya). Wanita lagi hamil mana ada yang pakai rok mini, biasanya selalu serba longgar Kan, kecuali wanita yang saat ini ada di atas pantatku.

Karena nggak ada tempat lagi untuk duduk, akhirnya dia mengangkangiku sehingga dia menduduki pantatku (asli hlo, duduk plek, soalnya berat banget) dengan berlapiskan handuk dan mulai mengolesi krim. Saat sebelah kakinya diangkat untuk mengangkang terasa pahaku bergesekan dengan paha bagian dalamnya yang licin dan dingin. Tetapi anehnya kog sudah nggak pakai celana ketatnya lagi.

Setelah punggung rata dengan krim dia mulai memijat. Posisi memijat adalah maju mundur, mulai dari pinggangku ke arah pundak. Karena gaya pijat dan tumpuan duduknya pada tempat yang tidak rata walaupun dilapisi oleh handuk, lama kelamaan dia bergeser tepatnya terpeleset ke arah pangkal paha; Kan ada sedikit bekas krim serta berat tubuhnya yang lumayan berat.

Dia mengembalikan posisi duduknya ke pantatku lagi. Akan tetapi tanpa handuk hanya beralaskan roknya. Sewaktu gaya maju; saat mengurut dari pinggang ke arah pundak, dia terpeleset lagi. Sewaktu mengembalikan pantatnya ke pantatku sudah tanpa handuk, sebab irama pijatannya sudah agak cepat, jadi kalau sebentar-sebentar ngurusin handuk nggak selesai-selesai mijatnya.

Semakin cepat pijatannya, yang aku rasakan bukan punggungku lagi, akan tetapi di pantatku ada sesuatu yang sangat kasar. Ternyata roknya sudah tidak menjadi alas untuk duduk. Iseng, aku menoleh ke belakang bawah,

“ Sudah nggak usah lihat-lihat ”, Ucap Nisa.

Saat itu sekilas aku dapat melihat dia jongkok dengan roknya sudah di pinggang sementara di atas pantatku ada daging yang cukup tebal tanpa bulu (dicukur) nggak seperti bagasi mobilku, lebih tepatnya nonong. Pantes pahanya kog licin, nggak pakai celana. Aku-pun mengikuti perintahnya, lalu,

“ Kenapa kog nggak pakai cd sih? Kamu Kan lagi hamil ”, ucapku.

“ Habis capek tiap pipis harus melorotin celana ketat. Tadi sewaktu keluar yang ke tiga udah kebelet banget jadi pas masuk nggak ketahan keluar. Yah sudah basah, mau pakai cadangan ada di lemari bawah, naik turun kan capek mas. Tadi pipis pertama aja udah nggak bisa jongkok ”, ucapnya panjang lebar.

Perhatikan, panggilan sudah berubah. Artinya dia sudah mulai mengenal. Pantes saat kontak dengan pahanya terasa dingin kemungkinan dari air saat membasuh setelah pipis,

“ Memangnya kenapa? Kan ada toliet jongkok ”, ucapku.

“ Toliet Kan jorok mas bekas orang banyak, jadi pipisnya sambil berdiri tetapi kakinya dibuka lebar biar nggak kena ”, ucapnya.

“ Kamu nggak takut kerja tanpa cd? ”, ucapku.

“ Aku tadi diberi tahu sama Mba’ Rosa, kalau Bapak orangnya nggak reseh ”, ucapnya.

Belum tahu dia, ucapku dalam hati. Mungkin pergantian panggilan tadi berubah setelah ada sekilas info dari Mba’ Rosa. Setelah selesai memijat punggung, dia mulai mengeringkan krim dengan cara seperti tadi,
“ Pak balikan badan ya ”, ucapnya. Aku segera membalikkan badanku, sambil kulihat wajahnya, dia tidak melihatku, tetapi melihat kejantananku yang masih ‘bobo siang’ sambil menutupnya dengan handuk kecil.

“ Kog dicukur Pak ? ”, ucapnya setelah melihat burung-tanpa bulu-ku.

“ Kamu sendiri kenapa kog dicukur? ”, ucapku.

“ Kalau ditanya dijawab dulu dong Pak! ”, ucapnya.

“ Yah biar bersih aja ”, jawabku.

“ Apa nggak geli Pak dicukur gitu? ”, ucapnya.

“ Eh, kamu nanya terus kapan ucapnya? ”, ucapku.

Dianya tersenyum. Bibir bagian bawahnya (yang di wajah yah) lumayan tebal ada belahan di bagian tengahnya. Bibirnya dibalut pewarna berwarna pink, kontras dengan kulit putihnya. Matanya bulat sekali,

“ Yah biar bersih juga. Nanti kalau sewaktu-waktu melahirkan, nggak buru-buru mencukurnya. Mas aku ke toilet dulu yah? ”, ucapnya sembari ijin yang ke empat kalinya.

Kalau melihat posisi kandungannya sih udah di bawah, nampak sudah waktunya. Dia masuk ke kamar, dan naik ke atas tempat tidur, meminggirkan ke dua kakiku, sehingga bisa duduk di pinggi tempat tidur,

“ Berapa usia kandunganmu? ”, ucapku.

“ Tujuh bulan lewat, mas ”, ucapnya.

“ Suamimu kog tega, udah seperti ini kog masih disuruh kerja ”, ucapku.

“ Lebih tega lagi mas, dia tidak mengakui ini hasilnya, dan pergi begitu saja ”, ucapnya sambil menunduk dan terus memijat.

“ Kog nggak di batalin aja? ”, ucapku lagi.

“ Biarin deh mas, umurku sudah semakin tua, nanti nggak ada yang ngurus aku. Biarin deh aku usahakan sendiri ”, ucapnya kalem bersamaan dengan selesainya mengeringkan salah satu kaki.

Setelah kering dia menggosok betisku yang berbulu dengan handuk, kemudian mengangkangi kakiku tadi dan menggosok pahaku dengan handuk, dan terasa bulu betisku terasa beradu dengan sesuatu yang kasar. Aku pura-pura nggak tahu dan kuperhatikan wajahnya tidak berubah sedikitpun. Perubahan terjadi di balik handuk yang menutupi kejantananku, seperti ada yang sedang mendirikan tenda.

Dia memijat kakiku yang sebelah. Perlakuan yang sama dengan kakiku yang sebelah tadi. Juga acara gesek-menggesek, sehingga makin sempurnalah rubuhnya tenda. Yah, dalam posisi terlentang kalau lagi konak nggak mungkin tegak sembilan puluh derajat, yang ada juga posisi jam sepuluh kurang sepuluh menit. Setelah selesai dengan kaki, diturunkan handuk kecil hingga menutupi kejantananku saja dan,

“ Perutnya dipijat mas? ”, ucapnya.

“ Terserah Mba’ aja deh ”, jawabku.

Saat itu Repot juga dia akan memijatnya, kalau sambil berdiri dia akan capek kalau dari samping membutuhkan tenaga yang lumayan banyak untuk menekan badanku. Yah terpaksa dia mengangkangi kejantananku yang hanya dilapisi handuk kecil. Mulai memijat dari arah perut ke atas melebar ke sekitar pundak. Perlahan-lahan, semakin lama irama agak dipercepat.

Aku nggak tahu apakah percepatannya disebabkan prosedur pijatnya, ataukah ganjalan di kewanitaan-nya yang semakin keras dan berdenyut-denyut. Disengaja atau tidak posisi batang kejantananku berada di sela-sela bibir kewanitaan-nya , hanya dipisahkan oleh handuk,

“ Pak, kata Mba’ Rosa kalau bapak kesini bapak nggak pernah ML kenapa sih? ”, ucapnya.

“ Yang pentingkan puas Mba’, nggak main aja puas kog ”, jawabku.

“ Kalau sekarang aku ingin main sama Bapak gimana ? ”, ucapnya.

Sewaktu berkata demikian, handuk sudah hilang sebagai pembatas. Hilangnya bukan ditarik tetapi terdorong oleh goyangan pantatnya. Jadi antara batangku dan bibirnya melekat,
“ Berapa tips nya Mba’ ? ”, ucapku.

Saat itu dia sudah menggoyangkan pinggulnya, kesepakatan belum terjadi pekerjaan sudah dimulai. Sebagai gambaran, bibir bawahnya lumayan tebal dan sudah cukup basah untuk penetrasi, maklum hamil (orang hamil lebih cepat basahnya karena kelenjar yang memproduksi lendir tertekan oleh kandungan. kalau nggak salah hlo soalnya aku bukan dokter sih), Lalu,

“ Seperti yang Bapak berikan saja kepada yang lainya Pak ”, ucapnya.

Wah dilarang dumping harga rupanya di sini,

“ Baiklah jika begitu”, ucapku.

Begitu selesai aku bicara, bersamaan dengan mulai masuknya kejantananku ke dalam kewanitaan-nya . Ups, licin sekali (jadi ingat main bola saat kecil di tanah lapang dari tanah liat, nggak pernah membawa bola jauh. selalu terpeleset apalagi bila bertemu lawan pasti jatuh) tapi agak longgar; mungkin karena tekanan kandungan, dan ada sesuatu yang menyentuh di ujung kejantananku seperti ada benjolan di bagian dalam kewanitaan-nya . Ternyata mulut rahimnya juga sudah turun.

Dia tidak melakukan gerakan naik turun, mungkin sudah terlalu lelah, jadi hanya bergoyang-goyang, tetapi goyanganya semakin lama semakin merunduk, bak padi yang semakin berisi, di kepalanya semakin berat, terdongak ke belakang, sementara pahanya terbuka sangat lebar mengingat perut besarnya. Dia berusaha agar clitoris-nya bergesekan dengan bulu kejantananku yang tumbuh kasar.

Beberapa menit kemudian dia membalikkan badannya tanpa melepas batangku yang tertanam. Sekarang dia menghadap ke kakiku. Gerakan yang sama dia lakukan, tanpa naik turun, tetapi menekan serta menggesek liang dubur-nya yang agak keluar, bukan ambein hlo, tetapi itu tekanan kandungan, sehingga lapisan bagian dalam anus yang lembut tergesek oleh bulu kejantananku.

Dia tidak mengeluarkan suara, tepatnya menahan lenguhannya, agar tak terdengar di luar kamar. Hanya deru nafasnya yang berfrekwensi tinggi, isap-buang-isap-buang, semua dilakukan melalui hidung. Mungkin mulutnya dikunci dengan menggigit bibir bawahnya takut tak sengaja keluar suara. Akhirnya tanganya meremas pergelangan kakiku dan mengedan.

Baca juga Cerita Sex: Permainan Terlarang

Terasa sekali denyutan liang dubur-nya. Tidak berapa lama akupun keluar juga. Dia diam sejenak menikmati semburan air maniku. Setelah selesai, sudah tidak ada semburan dia mengangkat pantatnya, dan saat batangku telepas dari lubangnya, dia berusaha menjepit labia minornya dengan jarinya tetapi tetap aja ada yang berjatuhan air maniku yang agak kental di kewanitaan-nya,

“ Banyak banget sih mas? ”, ucapnya, sambil membersihkan vaginanya yang tembem banget dan nonong, tetapi masih mengangkang di atas kejantananku.

“ Iya udah lama nih nggak dikeluarin ”, jawabku, sambil membersihkan air maniku yang berjatuhan.

“ Kamu suka nyabu? ”, ucapnya, sambil turun dari tempat tidur dengan sangat hati-hati.

“ Suka nyapu rumah, nyapu halaman ”, jawabku sembari tersenyum.

“ Maksudku narkoba ”, ucapnya.

“ Nggak, kenapa sih? ”, ucapku.

“ Pantes. Udah keluar kog nggak mengecil, masih besar dan keras ”, ucapnya.

“ Sok tahu ”, ucapku.

“ Eh iya hlo Pak, aku punya tamu dia habis nyabu sekarang sudah jadi trend pakai narkoba di kamar Pijat++, rasanya setengah mati deh Pak aku ngeluarin pejuhnya ”, ucapnya polos.

Wah ngomongnya udah nggak terkontrol nih sih Mba’. Saat aku bangun memang sih kejantananku masih keras dan berdiri hanya sembilan puluh derajat ditunjang dengan beberapa urat yang menonjol,

“ Terima kasih yah, Mba’. Kamu lagi hamil gini, semua tamu kamu perlakukan seperti ini semua? ”, ucapku.

“ Yah nggak mas, kebetulan aku udah lama nggak ngewe, terus lihat punya mas keras banget, udah gitu aku dapat info dari Mba’-Mba’ kalau kamu kalau ke sini nggak pernah main, tetapi bayar penuh, artinya Kan mas orang bersih. ”, ucapnya.

“ Oh, jadi di kamar tunggu wanita pijat, banyak saling tukar informasi yah? ”, ucapnya.
“ Harus itu, biar kita nggak salah, yang lebih penting lagi ini ”, ucapnya sambil menunjukkan leleran sperma yang meleleh keluar dari vaginanya.

“ Maksudmu? ”, ucapku bingung.

“ Aku taruhan sama Mba’-Mba’ yang pernah sama mas, lumayan sepuluh ribuan sepuluh orang, ini sebagai bukti bahwa kamu main sama aku ”, ucapnya.

Hah… kaget aku, Wah gila aku dijadikan obyek judi, dasar stress semua,hha. Lalu,

“ Sebentar mas, aku ke toilet ”, ucapnya. Aduh bukan tamunya yang didulukan, malah dia yang duluan.

Nggak lama dia masuk, dan,

“ Nih aku bawain handuk yang baru ”, ucapnya dengan wajah yang kelihatan seneng banget.

“ Ucapnya nggak kuat naik turun, kog sudah bawa handuk bersih dari bawah? ”, ucapku.

“ Kan minta tolong sama room boy ”, ucapnya.

“ Nah tadi ngambil cd minta tolong aja sama dia ”, ucapku.

“ Nggak enak lagi mas nanti dikira macam-macam, lagian Kan tadi belum ada modal buat nyuruh room boy ”, ucapnya.

“ Maksudnya? ”, ucapku lagi.

“ Kan menang taruhan, yah bagi-bagi rejeki. Aku kasih uang room boy-nya untuk ambil handuk, mereka kalau nggak ada uangnya nggak gerak mas! ”, ucapnya. Aku geleng-geleng.

“ Iya setali tiga uang sama kamu, kalau nggak ada uang juga nggak goyang ”, ucapku tapi dalam hati.

“ Mba’ Nisa, kog kamu duluan sih ke kamar mandi? ”, ucapku sambil memakai kimono dan membawa handuk serta sabun.

“ Aku tadi buru-buru ke sebelah ngasih tahu sama Mba’ Rosa, kalau dia kalah taruhan dengan menunjukan sperma mas yang ngucur dari memekku ”, ucapnya.

Waduh udah kotor nih mulut Mba’ Nisa, mungkin terlalu gembira dengan kemenangannya. Setelah mandi, berpakaian dan memberikan tips, aku bilang,

“ Kamu dapat tiga aku Cuma satu hlo, Mba’! ”, ucapku.

“ Iya deh, lain kali aku kasih bonus ”, ucapnya, tahu maksudku kalau dia dapat tips, menang taruhanya.

“ Janji yah Mba’, makasih Mba’ ”, ucapku, sambil aku cium pipi kiri dan kanannya.

Saat turun ke depan receptionis Mba’ Nisa mengikuti di sampingku, guna memberi tahu ke receptionis berapa jam dan minum apa. Kemudia aku membayar tagihanku dan tak lupa kuberikan lebihan buat Mba’ Rosa,

“ Terima Kasih pak ”, ucapnya.

Sejak saat itu aku-pun sering kesana dan meminta bonus kepada Nisa, karena pernah berjanji sebelumnya. Sungguh sensasi sex yang luar biasa bisa ngentot sama cewek hamil di panti pijat. Selesai.

Bagaimana para Pembaca Serukan para maniak seks, jangan lupa ya!!! Selalu ikuti cerita-cerita dewasa di web www.butuhsex.com.

Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.

Senin, 31 Oktober 2016

Cerita Dewasa Bercinta Dengan Gadis Pingsan

Butuh Sex Kategori : Cerita Dewasa Sex ABG 2016 “Cerita Dewasa Bercinta Dengan Gadis Pingsan”, Cerita Sex Tante Girang 2016, Cerita Dewasa Janda Terbaru, Cerita Sex Salon++ Terbaru, Cerita Sex Perawan 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,

Butuhsex.com kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Siswa yang Bernama Bastian. Sungguh beruntung sekali bastian ini, didalam tertinggalnya dia oleh rombongan study tournya dia menemukan seorang gadis seumuranya yang pingsan dan terdampar dipantai. Karena Gadis itu pingsan Bastian-pun bisa leluasa merakan nikmatnya liang senggama gadis itu. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.


Cerita Dewasa Sex ABG 2016 | Cerita Dewasa Bercinta Dengan Gadis Pingsan | Cerita Sex Tante Girang 2016, Cerita Dewasa Janda Terbaru, Cerita Sex Salon++ Terbaru, Cerita Sex Perawan 2016, Foto Cewek Bugil 2016, Foto Cewek Hot Terbaru, Cerita Sex Terbaru 2016,
Cerita Dewasa Bercinta Dengan Gadis Pingsan

Namaku Bastian, aku adalah seorang ABG yang berusia 17 tahun. Aku mempunyai tinggi badan sekitar 170 cm, berat badan 58 kg, cukup ideallah postur tubuhku. Disini aku akan berbagi cerita sex yang hot dari pengalaman saya dengan seorang wanita. Bisa dibilang pengalaman Sexs-ku ini sangat jarang dialami oleh orang lain, dan saya yakin para pembaca-pun mengatakan seperti itu setelah membaca cerita sexs-ku ini.

Tian nama panggilanku, selain berpostur tubuh ideal, aku juga memiliki wajah yang sedikit ganteng,hhe. Saya kira cukup pembukaan ceritanya, sekarang menuju pada cerita sex mesum pribadi Mas Bastian yang paling Ganteng. Pada suatu hari pihak sekolahku mengadakan Study Tour di sebuah pantai di daerah Jabar ( jawa barat). Kami semua sampai di lokasi sekitar pukul 03.00 dini hari.

Karena kami sampai di lokasi wisata pada Pukul 03.00 dini hari, teman satu sekolahku dan semua guru-pun lelah dan langsung tidur di penginapan yang sebelumnya sudah dibooking. Namul hal itu tidak terasa olehku, karena ketika perjalanan ke objek wisata aku sempat tidur. Maka dari itu sesampianya disana akupun bisa tertidur 1 jam kemudian tepatnya pada pukul 05.00 dini hari.

Tidak terasa waktupun berlalu, sampai pada akhirnya aku terbangun sekitar Pukul 08.45 pagi. Namun ketika aku terbangun aku merasa bingung, karena pada saat itu teman-teman sekamarku sudah tidak ada di kamar. Wah nampaknya aku ketinggalan deh ini, ucapku. Saat itu aku-pun segera keluar kamar dan melihat bus sudah tidak ada, hal itu menandakan bahwa mereka sudah pergi ketempat wisata.

Karena merasa kurang yakin aku-pun sempat menanyakan kepada staff hotel, setelah bertanya ternyata benar rombongan sekolahku telah berangkat ke lokasi wisata. Sekitar jam 07.00 pagi mereka sudah berangkat. Saat itu merasa sangat kesal akan hal itu. Aku kesal sekali tidak bisa ikut dan yang paling membuat aku jengkel adalah, mengapa teman sekamarku tidak membangunkan aku. Benar-benar keterlaluan mereka.

Untuk menghilangkan rasa kesalku, akupun langsung keluar dan bejalan-jalan di pantai. Kebetulan sekali hotel tempat kami menginap berdekatan dengan sebuah pantai. Sesampainya di pantai, aku merasa aneh saat itu, karena pantai ini suasana-nya sangat sepi, bahkan tak ada seorangpun kecuali aku. Lalu aku berfikir, mungkin pantai ini sepi karena pantai ini bukanlah tempat wisata.

Saat itu terlihat banyak sampah dan tanaman bakau yang cukup lebat di tepi pantai ini. Mungkin saja hal itu yang menyebabkan orang tidak suka berkunjung di pantai ini. Dengan bertelanjang kaki saat itu mulai menelusuri pantai, tak jarang sepanjang pantai aku banyak menemukan berbagai jenis sampah. Tanpa aku duga ditengah perjalanku dikagetkan dengan adanya sesosok orang yang terkapar di tepi pantai.

Karena aku penasaran, maka aku-pun segera menghampirinya, dan segera menepikanya di bawah pohon tepi pantai yang cukup rindang. Setelah kuperhatikan secara seksama, ternyata dia adalah seorang gadis yang usianya sebaya denganku. Saat itu aku coba memeriksa denyut nadinya, ternyata setelah aku periksa denyut nadinya masih berdenyut dan tubuhnya-pun masih hangat.

Karena dia masih hidup aku-pun mengamati lagi gadis itu. Sungguh sebuah rejeki aku bisa menemukan gadis yang berparas cantik, berkulit putih, bertubuh sintal dan berambut panjang. Pada saat itu Gadis itu memakai hanya mengenakan pakaian renang yang cukup indah dan mahal nampaknya. Dalam hening aku merasa bingung karena memikirkan darimana datangnya gadis ini.

Saat itu aku mencoba memeriksa memeriksa sekujur tubuhnya, dengan maksud siapa tahu ada identitas yang terselip di baju renangnya. Namun ketika aku aku memeriksa tubuhnya, spontan terlintas ide ngeres di otakku. Saat itu sesekali aku menyentuh buah dada-nya yang lumayan kenyal dan besar bagi gadis seumurannya. Saat itu aku juga memperhatikan area kewanitaan-nya yang nampak menyembul indah.

Karena aku laki-laki normal, saat itu tidak terasa kejantananku sudah ereksi hebat, dan seketika timbullah niat buruk untuk menyetubuhi gadis itu. Karena saat itu hanya ada aku dan gadis pingsan yang aku temukan tadi, tanpa buang waktu niat cabulku-pun kulancarkan. Mulailah aku melucuti celana renangnya yang menutupi tubuh dan kewanitaan-nya yang menyembul indah.

Stelah terlepas, maka terlihatlah kewanitaan dengan bulu kewanitaan yang sangat terawat dihadapanku. Tanpa berfikir panjang akupun mulai menyentuh bibir kewanitaan-nya, berhubung aku si otong (penis) sudah tidak tahan lagi, maka aku-pun bergegas melepas celana pendek, celana dalamku. Sembari memandangi indahnya tubuh gadis itu, kejantanankukupun aku gesek-gesekkan pada kewanitaan gadis itu.

“ Beuhhh, nikmat sekali ternyata rasanya... ”

Sembari masih menggesek-gesekan kejantananku pada kewanitaann gadis itu, tak lupa tanganku meraih buah dada-nya yang kenyal lalu aku remas-remas dengan penuh gairah. Sesekali aku juga memainkan puting susu-nya yang berwarna kemerah-merahan itu. sembari tangan kiriku memegang buah dada-nya, tangan kanan-kupun sekarang bergerak menuju liang senggamanya. Saat itu aku mencoba menusuk-nusukkan jemariku kedalam liang senggama yang masih sempit itu.

Secara perlahan aku menusukan jariku kedalam liang senggama gadis itu, setelah beberapa saat pada akhirnya jemariku berhasil masuk ke dalam liang senggama-nya.
Tidak kusangka ternyata dia masih Virgin, dan keluarlah sebercak darah yang mengalir dari liang senggamanya. Saat itu aku sempat terkejut karena tiba-tiba gadis itu bergerak, mungkin saja dia merasakan sakit ketika jariku menembus selaput daranya.

Seketika aku-pun langsung menghentikan perbuatanku, karena aku takut dia sadarkan diri dan akan berteriak jika melihat aku sedang melakukan hal cabul ketika dia tersadar. Setelah beberapa saat aku hentikan, ternyata dia masih tidak sadarkan diri. Saat itu aku masih sempat menunggu sekitar 10 menit untuk memastikan jika dia benar-benar masih tidak sadarkan diri.

Lalu setelah benar-benar yakin dia masih pingsan, aku-pun kembali melanjutkan bermain di arena kewanitaan-nya dengan jemariku. Setelah itu aku-pun mencoba bermain dengan gaya lain, ketika itu aku mendekatkan wajahku ke depan bibir kewanitaan-nya gadis itu. Kulihat bibir kewanitaan-nya berlumur sedikit bercak darah akibat sodokan jariku yang menembus selaput daranya tadi.

Karena aku sudah terlanjur nafsu dan khilaf akupn tidak perduli dengan bercak darah itu, dan aku-pun langsung melahap kewanitaan gadis itu sembari kedua tanganku membuka lebar dinding bibir kewanitaan-nya. Setelah beberapa saat aku menciumi kewanitaan-nya, aku mulai lidahku menjulurkan lidahku untuk memainkan clitoris-nya. Masih dengan keadaan pingsan, aku mendengar nafas gadis itu memburu.

Seketika itu hembusan nafasnya menjadi lebih cepat dan tidak beraturan. Ketika nafasnya makin tidak beraturan, tiba-tiba dari lubang itu keluar cairan putih bening yang hangat membasahi lidahku. Sungguh hebat sekali gadis itu, dalam keadaan yang tidak sadarkan diri dia bisa orgasme, hha… mantap.

Berhubung gadis itu sudah orgasmen dan masih tidak sadarkan diri, aku-pun langsung mempersiapkan kejantananku yang sudah mencapai ukuran maksimal itu, untuk memcoba memasuki liang senggama-nya. Aku langsung mencoba memasukkan kejantananku ke dalam kewanitaan itu dengan menggesek-gesekan kejantananku terlebih dahulu, tapi ketika aku akan memasukan kejantananku ke dalam liang senggama-nya ternyata liang senggama-nya masih sangat sempit.

Saat itu terasa sangat sulit sekali memasukan kejantananku kedalam Vagina Gadis itu, sampai-samapi kejantananku yang sudah ereksi maksimal tidak kuat untuk menembus kewanitaan gadis itu. Huffttt, sunguh susah menembus memek perawan. Namun aku tidak menyerah begitu saja, secara perlahan aku terus mencoba menusukan kejantananku. Setelah susah payah akhirnya,

“ Zlebbbbbbbbbb ”,

Terbenamlah seluruh kejantananku didalam vagina itu. Setelah berhasil masuk kedalam lubang kewanitaan itu, kurasakan seakan kejantananku seperti dipijat-pijat oleh dinding Vagina gadis itu,

“ Ouhhhhhhhhh…. Nikmatnya surga dunia ini… ”, ucapku puas.

Setelah terbenam seluruhnya kurasakan hangatnya lubang kewanitaan membuat kejantananku semakin keras saja. Lalu aku langsung mengangkat pinggul gadis itu sejajar dengan kejantananku. Dengan perlahan aku gerakan kejantananku keluar masuk dari liang senggamanya,

“ Eughhhhh… Nikmat sekali… Sssss… Aghhhhh… ”, desahku merasa nikmat.

Setelah sekitar 15 aku menggenjot kewanitaan gadis itu dengan tempo pelan, kini aku mempercepat genjotanku dengan liar dan penuh nafsu,

“ Ouhhh… Sssss… Aghhh… Plak… Plak… Plak… ”, desahku bercampur suara hentakan kulit kami yang menempel ketika aku menggoyangkan pinggulku.

Tidak lama kemudian kurasakan ada sesuatu yang mendesak pada pembulu darah pada kejantananku, dan,

“ Aghhhhh… Crotttt… Crotttt… Crotttt… ”,

Pada akhirnya tersemburlah semua spermaku di dalam liang senggama gadis itu, aku merasa nikmat dan melayang-layang. Sungguh luar biasa orgasme yang kurasakan saat itu. seketika itu aku-un langsung terkulai lemas di atas pasir pantai. Sejenak aku membaringkan tubuhku di samping gadis itu. Aku barbaring sambil memandang ke atas dan sesekali aku memandang wajah gadis itu yang terlelap dengan wajahnya yang lugu. Dan sesekali aku memegang buah dada-nya yang sangat menggoda.

Tidak terasa haripun sudah sore, saat itu aku terus memainkan tubuhnya karena aku tak mau melewatkan kesempatan ini. Beberapa saat aku berpikir untuk menemani dia hingga sadar. Tapi kadang aku merasa takut akan apa yang telah aku lakukan tadi. Tapi setelah berpikir beberapa kali, akhirnya aku memutuskan untuk menemani gadis itu hingga siuman.

Ditemani api unggun dan debur ombak, sambil bersandar di pohon aku memeluk gadis itu dari belakang. Dan walaupun begitu pikiran kotorku tak pernah hilang. Sambil aku memeluknya, mencoba untuk menghangatkannya, tanganku tak henti-hentinya memegangi buah dada-nya yang waktu itu dia masih telanjang karena aku tidak ingat untuk memakaikan pakaian renangnya.

Pada waktu itu aku melihat jam tanganku menunjukan tepat pukul 19.00 malam. Beberapa saat kemudian akhirnya gadis itupun siuman, dia terkejut ketika dia melihat aku disampingnya dan sadar bahwa dirinya telah telanjang bulat,

“ Hah… Kamu siapa, kenapa kamu disini dan mengapa aku telanjang ??? kamu melakukan apa padaku ?? ”, ucapnya kaget bercampur kemarahan.

“ Sudah-sudah tenang dulu, tolong diam sebentar dandengarkan aku !!! tenanglah, aku akan menjelaskan semuanya kepadamu ”, ucapku dengan santainya.

Kemudian akupun menjelaskan semuanya, dari mulai aku menemukan dia sampai dia siuman. Mendengar ceritaku dia sempat meneteskan air mata. Dengan air mata bercucuran, dia menceritakan semuanya kepada aku. Dari ceritanya aku mengetahui ternyata dia adalah putri dari seorang jutawan dari kota B dan tak lupa kamipun berkenalan. Gadis itu ternyata bernama Dila.

Saat itu dia mengatakan kepadaku mengapa dia tidak sadarkan diri, ternyata dia terseret ombak ketika dia sedang berenang di pantai hingga tidak sadarkan diri. Kemudian kamipun mulai akrab dan Dila-pun berkata,

“ Tian, kamu bisa tolongin aku nggak... ”, ucap-nya.

“ Apa saja pasti akan akau lakukan Dil ”, jawabku.

“ Terima kasih sebelumnya ya Tian, aku kedinginan sekali nih tian, dan aku tidak bawa pakaian, hanya baju renang ini saja yang aku bawa ”, ucapnya memelas kepadaku.

“ Yasudah sini aku peluk kamu biar kamu hangat ”, ucapku menawarkan kehangatan.

Kemudian dia mulai mendekat dan dan aku mulai memeluk nya di dalam pelukanku,

“ Dil, kalau kamu cuma begini saja, kamu pasti masih akan kedinginan ”, ucapku penuh dengan pikiran cabul lagi.

“ Lalu aku harus bagaimana Tian biar aku nggak kedinginan ? ”, tanyanya padaku polos.

“ Agar kamu tidak kedinginan kamu harus menggerakan tubuh kamu ”, ucapku.

Lalu Dila-pun mulai menggerakan tubuhnya, sesekali dia melompat lompat agar dia merasa hangat. Namun hal itu percuma saja, karena selain dia telah lama terendam air laut, dan juga suasana dipantai dingin sekali karena angin diapun berkata padaku,

“ Tian… Kenapa aku masih dingin ya ”, ucapnya padaku.

Lalu aku memberanika diri untuk menawarkan hal lain kepadanya,

“ Masih dingin ya Dil, Eummmm... gimana yah… Eeeeee… gmana kalau kita itu aja... Eummmm... ML maksudky ”, ucapku agak ragu.

“ Hah, Apa ?!!! ”, ucapnya kaget.

“ Gimana Dil kamu mau nggak, aku yakin kalau kita ML pasti tubuh kamu nanti terasa hangat? ”, ucapku penuh trik dan pikiran cabul .

“ Eummm... giman ya Tian… aku takut kalau begituan… tapi... ”, ucapnya bingung.

“ Sudah nggak udah takut, kita coba lakukan saja... ”, kataku sambil memeluk dan menciumnya dengan lembut.

Beberapa saat kamu berciuman dengan tubuh tanpa busana. Sesekali tanpa disengaja kejantananku yang sedang berdiri menyentuh-nyentuh perutnya. Setelah beberapa menit kami berciuman, aku langsung menarik mulutku dari mulutnya. Aku langsung menyuruhnya untuk mengulum kejantananku yang dari tadi Ereksi,

“ Sekarang kamu coba sepongin kontol aku yah !!! ”, pintaku.

Tanpa banyak bicara dia langsung menuruti semua apa yang saya katakan. Dia langsung mengulum kejantananku. Pertama dia masih ragu, tetapi setelah beberapa saat dia mengulum kejantananku akhirnya dia menikmatinya dan nafas-nyapun mulai tidak beraturan,

“ Ya gitu… terus Dil… Ssss… bagus sekali... Oughhh… ”, desahku.

Setelah beberapa menit dia mengulum kejantananku, serasa aku akan menyemburkan lahar panasku, namun aku tidak rela jika harus orgasme dengan sebuah kuluman. Lalu aku-pun mengeluarkan kejantanku dari dalam mulutnya dan,

“ Dil, sekarang aku jilatin memek kamu yah !!! ”, ucapku.

Tanpa banyak bicara Dila-pun kemudian dia langsung merebah di pasir dan membuka selangkangannya lebar-lebar. Kemudian aku memulai dengan menciumi pahanya lalu berpindah ke dadanya lalu ke perutnya lalu aku manciumi bibir kewanitaan-nya. Setelah seluruh permukaan bibir kewanitaan-nya aku jilati, aku mencoba membuka kewanitaan-nya lebar lebar dan langsung menghisap clitoris-nya yang sudah mengeras,

“ Oughhhh… geli sekali tian... Ssss… Aghhhh…. ”, ucapnya geli-geli nikmat.

Saat itu aku memainkan clitoris-nya yang tersasa hangat dimulutku. Diapun mengeluarkan desahan-desahan kecil yang membuatku semakin ingin melumat seluruh kewanitaan-nya. Setelah beberapa saat aku melumat kewanitaan-nya itu, aku langsung menghentikan permainanku itu,

“ Ihhhh... kenapa berhenti sih Tian, Lagi enak-enaknya tau... huhhh… ”, ucapnya sedikit kecewa.

“ Udah jangan cemberut gitu dong, aku bakal kasih kamu yang lebih nikmat... ”, ucapku.

Tanpa banyak bicara lagi, aku langsung meraih kejantananku yang sudah berdiri lagi. Aku langsung mengarahkan kejantananku kearah kewanitaan-nya yang sudah terlihat basah sekali. Dan ketika aku memasukannya ternyata kali ini lebih mudah dari sebelumnya. Diiringi desahan yang sedikit keras, aku tanamkan kejantananku dalam-dalam,

“ Aowww... aduh, Sakit Tian... ”, ucapnya kesakitan.

Lalu dengan perlahan aku mulai manggenjot pinggulku. Secara perlahan desahan sakit yang keluar dari mulut Dila-pun berubah menjadi desahan nikmat,

“ Sssss... Oughhh… enak Tian... ayo terus... Aghhhh… ”, desahnya mulai menikmati hubungan sex kami.

Ditengah aku sedang menggenjot kewanitaan-nya, aku langsung menyuruhnya untuk bangkit,

“ Dila... kita coba dogy style Yuk !!! ”, pintaku.

“ Apa tuh Tian… ? ”, ucapnya polos.

“ Sekarang kamu nungging seperti anjing kencing yah ”, ucapku mengarahkannya.

“ Oh itu ya Tian, baiklah... ”, ucapnya menggiyakan permintaanku.

Kemudian dia menungging dan aku langsung menyambut kewanitaan-nya dari
belakang. Lalu akupun langsung menggenjot kembali pinggulku ini,

“ Aghhhhh... Aghhhhh... enak, Oughhh… Eummmm... ”, desah Dila.

Setelah hampir mencapai puncak, aku langsung mempercepat genjotanku yang membuat timbulnya suara benturan pinggulku dengan pantatnya,

“ Sssss… Aghhh… Plakkk… Plakkk… Plakkk… Oughhhh yeah… ”,

Diiringi desahan panjang dari mulut Dila,aku merasakan cairan hangat membasahi kejantananku yang masih berada dalam liang senggama Dila. Hal itu menandakan Dila telah Orgasme. Saat itu aku-pun makin mampercepat genjotanku dan tidak lama kemudian,

“ Crottttttttt… Crottttttttt… Crottttttttt… ”,

Pada akhirnya aku pun kembali memuntahkan lahar panasku didalam didalam liang senggama-nya Dila. Sungguh orgasme yang luar biasa kali ini. Karena orgasmemu kali ini aku lakukan dengan keadaan Dila yang sudah sadarkan diri. Kemudian kamipun langsung terkulai lemas di atas pasir pantai. Lalu kamipun barbaring sambil saling berpelukan.

Saat itu kamipun tertidur lelap di tepi pantai disaksikan oleh cahaya bulan dan deburan ombak. Pagi-pagi sekali kami terbangun dan dia segera memakai pakaian renangnya kembali sedangkan aku langsung mengantarnya pulang ke villanya yang letaknya ternyata tidak jauh dari hotel tempat aku menginap.

Sesampainya Di Vila Dila, sebelum kami berpisah kami sempat bertukaran no. Handphone. Setelah sampai di hotel, aku melihat rombongan sekolahku telah kembali ke hotel dan bersiap untuk pulang. Setelah kami semua selesai berkemas, kemudian kamipun pulang. Sesampainya di rumah aku langsung menelefon Dila. Saat itu ternyata dia juga sedang ada di kotaku.

Saat itu kamipun segera menentukan tempat untuk ketemuan. Dan yang pasti setelah kami ketemuan, kami melakukannya hubunngan sex lagi. Setelah kejadian itu kami-pun akhirnya berpacaran hingga sekarang. Untuk menjaga agar hubungan kami tidak rusak karena hamilnya Dila, aku memintanya agar Dila meminum pil KB sebelum dan sesudah berhubunga Sex. Selesai.

Bagaimana para Pembaca Serukan para maniak seks, jangan lupa ya!!! Selalu ikuti cerita-cerita dewasa di web www.butuhsex.com.

Cerita Sex Model 2016, Cerita Sex Sedarah 2016, Cerita Sex Jilbab Terbaru, Cerita sex tante girang 2016, Cerita Dewasa Sex Threesome Terbaru, Cerita Dewasa Sex Perawan 2016, Cerita Dewasa Sex Pegawai Salon 2016, Cerita Dewasa Sex Sekretaris Terupdate 2016, Sekretaris, Cerita Sex Mahasiswa terbaru 2016, Cerita Sex Mahasiswi terbaru 2016, Cerita Sex Perselingkuhan 2016, Cerita Sex SMA 2016, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Cerita Skandal Sex, Abg, Gangbang, Spg, Pramugari, Janda, Wanita kesepian, Tante kesepian, foto bugil, foto hot, Anak SMP, Anak Kuliah, Cerita sex terbaru terbaru 2016, cerita hot terbaru 2016 dan banyak lagi Cerita Sex Terbaru 2016 lainya.